Social Icons

Pages

Jumat, 27 Juni 2008

Pergantian Antar Waktu

Di lantai 3 yang damai ini ternyata ada perang yang senantiasa berkobar dengan semangat kamarisme. Telah ditetapkan olh para pendahulu setiap kamar mempunyai 1 hari unuk bertanggung jawab terhadap ketersediaan air di lantai 3. Dari sinilah semua itu berasal.

Sejak anak kelas satu masuk, Banyak pihak yang mencoba berbuat curang, seperti kemarin. Waktu menunjukkan jam 12 lewat 10 itu berarti sudah hari kamis dan kamar 5 yang bertugas. Sekumpulan anak asrama mendesak penghuni kamar 5 untuk turun di gelapnya malam ke lantai 1untuk mengangkat galon.

Hari inipun terjadi demikian, 3 menit setelah pergantian hari, sejumlah orang merongrong Arya untuk memenuhi kebutuhan air di Lantai 3, alhasil turunlah Arya dan menculik jumbo karena semua galon sudah kosong. Entah siapa besok yang akan jadi korban, Kamar 6 atau Kamar 7.

Kamis, 26 Juni 2008

Lagu Mandar untuk mengenang korban 40.000 jiwa

Memonge-monge tongani todzi Nita kappung

battunna napole panyapu


 

iya ta todzi boyang pura nasang

jadzi tayau diruanna tade


 

ingnganana tia pakkapung nagiring di galung Lombok

najijir nasio meccoko nateba' nasiappelor


 

meapa'a mimonge'na palainna nyawana

tannawalumi bakkena tanna pando'e todzi


 

iyamo todzi bere'na, mate olo'-olo'


 

meapa'a mmita todzi matindo di ku'burna

tannatiang kalo'banna tassiandarang dopi


 

tannaratang massesana, mappelei lino

Rabu, 25 Juni 2008

BIRA : END STORY

Setelah dari rumahnya Kya, semua mengaku sangat puas, memasuki kota Bulukumba sebuah kata apakah itu yang memulai permainan jayus-jayusan dan terus berlanjut sampai di Bantaeng karena kami terjebak macet diantara pendukung salah seorang calon PILKADA Bantaeng. Setelah keluar dari kemacetan, bis singgah untuk nambah angin dan kami menyempatkan diri untuk shalat dhuhur. Kami tidak menjamaknya karena kami yakin sampai sekitar permulaan waktu ashar.

Episode permainan sambung katapun dimulai. Saya satu grup dengan Isti Vs Irma, Cheka dan Intan yang hengkang dari tempat duduknya di depan karena tak sabar untuk bergabung dengan kehebohan kami. Sangat lama kami terus-menerus sambung kata. Hingga akhirnya semua capek berteriak dan mendengar kami. Permainan ini tentunya dimenangkan oleh saya dan Isti berkat tuntunan waktu studi banding ke Pare-pare karena itulah yang dilakukan sepanjang perjalanan.

Aksi gilapun berlanjut, aku bertukar headset dengan Isti. 2 aliran music yang sama sekali berbeda disatukan dalam kepalaku dan kepalanya Isti sampai kami capek. Kami kemudian singgah di penjual Jagung. Di Jeneponto klo tidak salah. Harga jagung pulu 5000 untuk 8 buah jagung, cukup murah disbanding di Barru. Kami beli yang mentah untuk Ayahanda kami. Dan 10000 patunganku dengan Langgeng untuk lantai 3. Setelah itu perjalanan agak sepi karena semua sudah capek.

Tiba di Makassar, semua sudah lowbat, beberapa yang dijemput mungkin sudah sampai di rumahnya, namun kami anak asrama harus kembali melewati jalan pematang sawah ke rumah besar kami. Aku hanya menarik rangselku yang beroda, diatasnya ada jagung milik Ayah dan tasnya Kya.

BIRA : Road to BontoTiro

Kuperkirakan perjalanan pulang akan kurang mengenakkan bagiku karena aku duduk si kursi without sandaran. Aku kurang ingat apa yang terjadi sejak dari Bira sampai rumahnya Kya, yang ada aku hanya baca Al-Qur'an.

Tiba di rumahnya Kya, sebuah rumah panggung yang dikelilingi berbagai jenis pohon. Betul-betul sebuah desa yang belum terjamah oleh tangan perusak manusia. Persis seperti yang diceritakan Kya, pohon mangga, jambu etcetera. Kami memang sudah bersiap untuk makan dan Tuan Rumah sudah bersiap dengan makanannya. Beberapa lobster langsung menjadi menu yang paling diminati disusul ikan bakar dan menu-menu lainnya. Sebelum makan aku sempat makan kue (aku lupa namanya) intinya kue itu pakai gula merah dan aku suka dengan semua kue yang pakai gula merah. Banyak yang sudah mengundangku sesegera mungkn untuk mengajukan lamaran ke walinya Kya. Yaa namanya gojlog-gojlogan(dalam bahasa Ketika Cinta Bertasbih) maka dibalas juga dengan gojlogkan juga. Kubilang saja 2atau 10 tahun lagi.

Habis lobster, semangkuk kaca es buah harus menjadi sasaran anak KOMPAK yang haus akan makanan penutup. Aku hanya menikmati kue merah itu dan sesekali menyendok es buah pada gelas teman.

BIRA : Busy Morning

Sudah setengah 6, saat saya masuk kamar mandi tak setimbapun air yang kutemukan akhirnya karen waktu yang terbatas terpaksa saya Aril dan Iccang tayammum untuk shalat Subuh. Setelah itu kembali kuambil pocket Al Quran untuk ngaji.

Pikiranku langsung tertuju pada bagaimana cara kita mandi, kudatangi satu persatu tempat permandian umum dan akhirnya nemu satu yang cukup jauh dari penginapan. Aku memilih untuk mandi disana sedang Aril dan Iccang membawa 5 jerigen berisi 20 liter air untuk dibagi-bagikan. Airpun ternyata bisa semahal ini. 3000 rupiah untuk setiap jerigennya. Setelah mandi, masih banyak teman yang belum bangun dari mimpinya padahal kita harus berangkat cepat agar tiba di Makassar tidak larut malam. Yang terakhir adalah Cyrus dengan Langgeng, sebenarnya ada sesuatu yang tidak pantas telah terjadi namun aku menganggapitu masalah kcil jangan terlalu dibesar-besarkan. Setelah duduk tenang diatas bis sambil terus memainkan kunci penginapan yang terbawa olehku. Hampir keluar dari kompleks wisata Bira, baru kuingat bahwa kunci ini harus kukembalikan. Akibatnya nagnggung bersama. Aku harus lari alias jalan cepat kembali ke counter penginapan untuk mengembalikan kunci. Bis pun berjalan meninggalkan Bira , SELAMAT TINGGAL BIRA, SUATU SAAT KUAKAN DATANG KEMBALI

BIRA : Malam Persahabatan

Setelah semua masalah clear. Kita semua kembali ke pantai dan membuat api unggung yang tak pernah jadi. Kita kemudian duduk melingkar dan main jujur-jujuran pun dimulai. Pertanyaan pertamanya yang kuingat adalah "siapa cewek di ipa 3 yag paling baik caranya berteman?" semua cowok wajib menjawab. Setelah itu suasana menjadi cair. Selain focus mendengar-curhat-curhatan, saya juga focus dengan istan pasir yang sedang kubangun denga pasir Bira yang sangat putih. Aku menyatakan kecintaanku pada pasir Bira. Saat forum jujur sudah mulai bubar dan membentuk forum sendiri, aku pergi sebentar dan ternyata Dini telah menginjak seperlima dari bangunanku. Aku bilang ngga apa2 karena itu seperti bangunan yang diguncang gempa sehingga hancur sebagian namun karena gelap, IMA sang kepala suku lari-lari dan menginjak serta mengancurkan toal semua bangunan yang kubuat. Aku stress mengejar meminta pertanggungjawabannya namun akhirnya semua kukembalikan pada pemiliknyayaitu Pantai BIra dan Allah subhanahuwataala sebagai pemilik yang paling berkuasa. Padahal setidaknya aku ingin melihatnya besok sekali lagi.

Sebagai kenang-kenangan kubawa 600ml pasir putih bira yang kutempatkan dalam botol minuman lalu kusimpan dengan rapi di dalam rangselku. Setelah hampir jam 12, sang psikolog menyarankan kita untuk kembali ke penginapan karena takut jika banyak pemabuk yang lalu lalang.

Ada yang langsung tidur tapi karen tidak ada air antrian panjang di penginapan cowokpun tak bisa dihindarkan setelah selesai antrian kami shalat isya setelah itu aku sempatkan membaca pocket Alquran ku diteras sambil menemani Intan,Rais dan Ima yang rencananya mau begadang. Bismika Allahumma Ahya waamutu. Malam ini aku tidur sangat nyenyak.

Selasa, 24 Juni 2008

BIRA : Drama Sang Supir

Malam yang seharusnya menjadi malam tenang, harus dibumbui sedikit dengan dram yang diciptakan sang supir Bis. Bagaimana tidak Si Supir yang sudah menyanggupi untuk membawa kami ke Bonto Tiro dengan tambahan 85000 tiba-tiba mengatakan batal dan kita harus langsung pulang ke Makassar, Perundingan di penginapan cowokpun semakin panas, "mau tidak mau, kita harus tetap ke Bonto Tiro karena Tuan Rumah(KYA) sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Di tengah kepanasan para pembesar kelas, Rara datang mencoba memperingatkan dengan selembut-lembutnya agar kita lebih baik makan dulu lalu diskusi lagi.

Memang sangat tidak tepat waktunya, Rarapun kena imbasnya dan mo'jo nangis sendiri saat kita semua masih rebut di meja makan soal pelik ini. Saya berusaha mendekatinya namun karena saya bukan perempuan yang memiliki sensitive care dan bukan mahramku, akhirnya segala kata-kata motivator yang tak pernah terlontar dari mulutku keluar juga. Lama sekali saya berkotek di sampingnya baru ada tanggapannya. Hingga berlangsung diskusi akbar denan melibatkan kakak sepupunya Isti yang ternyata seorang psikolog. Rara masih belum menghabiskan makannnya. Saya yakin mereka yang belum mau dekat-dekat Rara karena mereka takut salah ngomong dan malah memperkeruh suasana yang sudah gelap.

Sempat kami batalkan untuk pulang dengan bi situ namun karena kita sudah mengancam atau lebih tepat disebut menegaskan akhirnya dia ikut aturan kami. Wong kita yang liburan koq dia yang mau ngatur-ngatur.

BIRA : Buttu-Buttu na Bira

Setelah shalat ashar akhirnya kami semua sepakat jalan-jalan ke daerah buttu-buttu nya Bira yang sudah dieksplorasi lebih dulu oleh para tim explorator. Jalan terus tanpa arah, lurus saja melewati rumah orang Spanyol belok lalu lurus lagi sampai yang tua and agak takut menyerah dan mengusulkan untuk balik. Karena saya masih memiliki jiwa muda jadi masih ada beberapa orang yang tinggal di belakang dan akhirnya memnemukan sisi tebing pantai bira yang sangat indah. Kamerapun tak bisa diam, potret sana jepret sini, foto si fulan maupun fulanah atau 2 2nya dan keseluruhan. Akhirya banyak yang nyusul kami ke tempat indah itu.

    Hari semakin sore banyak sudah utusan yang mengajak kami untuk pulang sampai semua pulang dan singgah lagi di tempat yang sudah di singgahi oleh orang-orang di gelombang pertama. Walaupun bukan pantai sunset namun efek matahari terbenam semakin menambah kecantikan pantai Bira.

    Setelah belum puas berfoto kami bersegera pulang karena kedengaran ada suara diskotik yang sudah mulai aktif dengan bakal kedosaan mereka dan kami tak ingin merusak liburan kami dengan hal-hal seperti itu.

    Semua kembali ke pantai dan foto bersama di atas pasir yang telah surut air lautnya.

BIRA : Samaji Panasnya

Menjelang siang kami semua sudah kembali ke penginapan belakangan kuketahui bahwa ada beberapa orang dari temanku yang pergi jalan-jalan. Nurul datang dan langsung menggelar tikar untuk makan mangga,jambu PLUS ebi. Saya tidak terlalu berminat dengan sesi itu karena banyak mangganya sudah tercampur dengan ebi. Saya kembali ke kamar, shalat dhuhur dan langsung merebahkan diri. Lucunya ternyata Cyrus berendam dengan hpnya akhirnya HP Cyrus rusak dan terpasak dijemur. Setelah HPnya Cyrus kering dan mulai normal kembali, Saya dikasih gratis nelpon, aku langsung nelpon Sahwin Karen daftar remedial ada di asrama. Setelah mencatatnya aku kemudian mengumumkannya. Setelah itu tidur lagi

BIRA : White Morning

Setelah shalat subuh dan mengaji, dan tentunya semuanya sudah bangun. Sebelum jam 7 kita sudah ada di anjungannya menikmati pantai bira yang sangat indah. Setelah banyak yang menyusul, kami kemudian turun untuk pertama kalinya ke pantai pasir putih yang lagi pasang dan benar-benar putih. Kami lalu menyewa bola dan main bola kira-kira sejam. Setelah itu kami turun ke laut dan mulai berjalan-jalan karena saya tidak bisa berenang. Yang bisa berenang lebih dulu tiba di tangga di dekat anjungan dan ada yang sudah menyantap popmie disana. Saya, Chaeril dan Rais masuk ke dalam gerusan air laut terhadap tebing pantai. Pasirnya benar-benar putih bahkan setelah air menyapu pasir, bekasnya persis seperti lantai marmer putih yang kami bisa melihat bayangan kami. Iccang datang dan muali luluran dengan pasir putih itu. Sayapun ikut melumuri sebagian tubuhku dengan pasir putih yang basah. Setelah itu kami bersih-bersih dan naik untuk sarapan


 

Naik kapal

Kami menyewa sebuah kapal Rp. 5.000 per orang. Jadlah kami diajak mutar-mutar di sekitar pantai. Paling jauh sampai kedalamn 5 meter. Tak henti-hentinya saya bertasbih memuji keagungan ciptaan Allah subhanahuwataala yang belum terjarah oleh tangan manusia. Terumbu karang dan Bulu Babi menjadi hal dominan yang kami lihat. Hampir setengah jam kita 17 orang diatas kapal motor kecil itu. Kalau ditanya siapa yang masih mau, maka saya yakin mereka ingin mengulangnya lagi namun karena matahari sudah agak tinggi dan mahal. Akhirnya semua kembali ke penginapan

Minggu, 22 Juni 2008

BIRA : Malam Pertama

Alhamdulillah posting lagi


 

Kami (7orang cowok langsung mengatur posisi tidur dan menyatukan tempat tidur. Sebelum tidur, saya sempat shalat 2 rakaat sebagai rasa syukur karena kita sudah sampai dengan selamat. Sebelah kanan diisi oleh saya,Langgeng dan Cyrus yang sinraya sedangkan kirinya ditempati Rais( The Big), Aril(the Little) dan Akmar (the Long) sedangkan Iccang tidur diatas kepala kami.

Sekitar jam 3 aku bangun untuk shalat tahajjud, kulihat Chairil tidak nyaman tidurnya karena tingkah The Big Rais. Setelah shalat aku persilahkan Aril untuk menempati tempatku. Saya lalu menyusun kursi dan beradaptasi dengan posisi Rais. Sampai subuh saya tidak dapat tidur nyenyak. 5 dari 7 kemudian ikut shalat berjamaah subuh denganku. Aku mengamalkan sunnah Rasulullah untuk memanjangkan bacaan di waktu subuh , kuambil surah Al-A'la dan Al-Alaq. Setelah itu aku tidak tidur, aku keluar ke teras untuk baca Qur'an, Rais protes karena kami terlalu banyak beraktivitas di subuh buta itu padahal dia sendir belum shalat subuh. Langgemg sama sekali tidak terpengaruh dengan aktivitas kami. Dia tidur nynyak sampai terbit matahari.

BIRA : In The Bus

Alhamdulillah tetap mengawali posting


 

Saya sendiri memilih tempat di depan yang belum ada seorangpun meletakkan tasnya disitu. Namun setelah semua diatur akhirnya saya duduk di sebelah Kya dan di belakang p' supir. Tidak banyak yang kami bicarakan yang ada saya hanya ikut nyanyi jika lagunya kusukai. Kami shalat maghrib di Jeneponto. Kami mengjama'nya 3 dan 4. Sesekali saya menerangkan aturan shalat jama'. Setelah itu kujaga wudhuku sampai aku bosang mengaji dengan qur'an yang ada dihpku. Lucunya kursi yang kutempati dengan Kya itu labil jadi jika kaki bertumpu ke depan maka kita kan miring ke depan. Kya memintaku untuk mengajak supir bercerita. Banyak yang kami ceritakan dan ngelantur kemana-mana. Mulai dari Mamuju sampai Palu dan Bulukumba. Sejak kami bertiga bercerita para singer mulai lowbat. Saat tidak bercerita dengan supir dan Kya sudah mulai ngantuk, aku ambil headset dan masuk ke dunia musikku sendiri. Kita sampai sekitar jam 11, tidak sulit mencari tempat penginapan kami.

BIRA : Berangkat

Alhamdulillah.


 

Sejak beberapa bulan lalu kami di kelas XI IPA 3 sudah bersiap-siap untuk pergi liburan ke pantai Bira. Hingga tiba pada hari Senin,16 Juni 2008, kami akhirnya berangkat.

Sekitar jam 9 setelah ulangan sampai jam 2

Masalah mulai berkumpul mulai dari tidak ada bis,tidak ada pendamping sampai ada 10 orang teman kami yang tidak bisa ikut. Namun tetap diputuskan kita berangkat jam 1 di swalayan Citra.

Masih banyak yang tinggal di sekolah hingga ada pengumuman remedial fisika yang mengharuskan 3 dari 19 harus ikut remedial besok. Setelah lobi dengan guru fisika, akhirnya 3 teman kita bisa remedial hari itu juga. Namun karena tanpa persiapan jadi Irda menyerah dan harus remedial besok. Liburanpun hampir batal karena Irda adalah salah satu orang yang paling semangat mengurusi liburan ini. Banyak usul.

  1. Irda menyusul ke Bira bersama tantenya besok
  2. Kita semua berangkat besok
  3. Tunda ke tanggal lain
  4. Tinggalkan remedialnya Irda.

Semuanya serba salah ditambah lagi Nurul datang marah-marah karena ternyata sejak jam 12 dia sudah menunggu di swalayan Citra sendirian. Banyak yang menangis, seperti Ceka,Irda tentunya dan mungkin paka Afrizal. Sampai jam 2 kami belum juga berangkat dan akhirnya dicapai keputusan agar pak Afrizal melobi guru fisika agar Irda bisa remedial setelah dari Bira. Di situlah kami semua sangat sadar bahwa pak Afrizal itu sangat baik. Kami memutuskan untuk berangkata setelah shalat ashar.

Setelah shalat ashar, saya sama sekali belum siap, sampai-sampai saya anak asrama yang paling terlambat ngumpul di swalayan Citra. Cyrus lebih terlambat lagi. Sekitar jam 5 kami baru bisa berangkat setelah do'a bersama.

Kamis, 12 Juni 2008

Lebih Mudah

Alhamdulillah bisa posting lagi.

Sekarang bagi yang sudah memiliki Microsoft Office 2007, bisa langsung ngeposting dari wordnya langsung masuk ke blog.

  1. Lakukan registrasi pada publishernya dengan blog anda.
  2. Log in ke account anda di igoogle dan tidak usah log out.
  3. Dengan word anda bisa ngepost postingan anda jika connect dengan internet maka langsung dipiblikasikan, namun jika tidak maka akan disimpan sebagai draft di computer anda.
  4. Dengan ngeposting melalui blog, tulisan anda akan lebih rapi dan muda diedit.

Senin, 09 Juni 2008

Ayo Shalat Saudaraku

Alhamdulillah bisa ngeposting lagi.


Ada berbagai macam respon dari orang-orang yang kuajak shalat.

  1. "ayo shalat fulan" tanpa menjawab si Fulan itu langsung berdiri dan segera melaksakan shalat
  2. "ayo shalat fulan" kukatakan berulang-ulang akhirnya dia berdiri dan segera shalat
  3. "ayo shalat fulan" lalu ditambah dengan kata yang agak sedikit mengejek
  4. "ayo shalat fulan"+dalil-dalilnya+ejekan lalu si fulan ini berdiri untuk shalat.
  5. "ayo shalat fulan" si Fulan langsung menutup mukanya lalu berlalu pergi mencari kesibukan lain namun setelah dipanggil lagi dengan nada yang lebih halus dan ramah langsung shalat
  6. "ayo shalat fulan" si Fulan mencari kesipbukan lain dan benar-benar pergi meninggalkan shalat tanpa meghiraukan orang yang mengajaknya.
  7. "ayo shalat fulan" lalu si Fulan ini mengajukan berbagai macam alasan yang bahkan membuta pengajak menyerah
  8. "ayo shalat fulan" si Fulan lalu berkata "Kenapa sibuk sekaliko?"
  9. "ayo shalat fulan" si Fulan lalu berkata " urusanku klo tidak mauka shalat saya kodong!" dengan nada mengejek
  10. "ayo shalat fulan" si Fulan lalu berkata "belum pi ka ikhlas shalat percuma ji juga kau suruhka"
  11. "ayo shalat fulan" si Fulan lalu berkata "suci sekali mi ko kah sampai-sampai kau harus mengajak orang lain shalt
  12. "ayo shalat fulan" si Fulan lalu berkata "punna tejiki jangko passaki"
  13. Terakhir yang saya hadapi si Fulan ini mengeluarka semua tipu dayanya untuk tidak ikut shalat dan selalu menunda-nunda shalat dan akhirnya tidak shalat dan dengan bangga dia mengajarkan bagaimana cara membantah orang yang mengajak shalat kepada orang lain.

IKHWANUL MUSLIMIN, SHALAT BERJAMAAH ADALAH WAJIB BAGI LAKI-LAKI YANG SUDAH BALIGH, SHALAT ADALAH TIANG AGAMA JADI BARANGSIAPA YANG TIDAK SHALAT MAKA ITULAH ORANG-ORANG YANG MERUNTUHKAN AGAMA ISLAM, BARANGSIAPA YANG MENCOBA MERUSAK AGAMA ISLAM MAKA WAJIB DISADARKAN.

Minggu, 08 Juni 2008

1 mandar menjadi............ kab

Alhamdulillah bisa posting lagi.

Sekitar abad ke 15, 14 kerajaan yang terdiri dari 7 kerajaan yang terletak di muara sungai (Binuang, Balanipa, Banggae, Pamboang, Sendana, Tappalang, Mamuju) dan 7 kerajaan yang terletak hulu sungai (Aralle, Tabulahan, Mambi, Tabang, Bambang, Matangnga, Rantebulahan) bersatu membentuk kerajaan Mandar dengan ibukota Balanipa. Saat Belanda berkuasa, dibentuk afedeling mandar dengan ibukota Majene dengan 3 onder afdeling yaitu onder afdeling Majene (Banggae,Pamboang, Sendana) , onder afdeling Mamuju(Mamuju,Tappalang) dan onder afdeling Polewali(tujuh kerajaan di hulu sungai, Balanipa,Binuang). Setelah Indonesia merdeka, keaadaan tetap seperti itu. Sampai pada tahun otonomi daerah dibentuk kabupaten Mamasa (Aralle,Tabulahan,Mambi,Rantebulahan,Bambang) dan Mamuju Utara.

Masyarakat Aralle,Tabulahan da Mambi tidak setuju dengan Mamasa. Berontaklah mereka dan menginginkan kabupaten PUS (Pitu Ulunna Salu) ( Aralle,Tabulahan,Mambi). Balanipa-pun menuntut untuk jadi Kabupaten, disusul Mamuju Tengah, Wonomulyo dan Sendana.

Semoga pemekaran dari 14 menjadi 1 menjadi 3 menjadi 5 menjadi 8 ini bermanfaat bagi TOMANDAR anna toummoro di MANDAR.

test

Tes blog word

Pecah-pecah namun satu jua


Alhamdulillah ngepost terus

Aku suka melihat perkembangan ini. Dulunya pulau Sulawesi ini hanya satu propinsi dengan gubernurnya adalah DR GSSJ Ratulangi (1945-1949) dan beribukota di Makassar. Pada tahun 1959, Sulawesi dibagi dua menjadi Sulselra dan Sulut. Pulau ini dimekarkan lagi menjadi empat provinsi pada tahun 1964. Sulselra dibagi dua menjadi Sulsel dan Sultra sedangkan Sulut menjadi Sulut dan Sulteng
Ahmad Lamo, bapak caretaker Gubernur Sulsel, Ahmad Tanribali Lamo, tercatat menjadi Gubernur Sulsel kedua (1966-1978), meski sebenarnya ada dua gubernur di belakangnya, yaitu Gubernur Sulselra, A Pangerang Pettarani (1959-1960) dan AA Rivai (1960-1966).
Formasi empat kabupaten bertahan hingga hampir 40 tahun. Pada tahun 2001, saat maraknya otonomi daerah, Gorontalo berpisah dari induknya Sulut.
Langkah ini diikuti oleh Sulbar pada tahun 2004 dengan memisahkan diri dari Sulsel.

Langkah daerah ini diikuti oleh Luwuk Banggai, Poso dan Morowali untuk membentuk Provinsi Sulawesi Timur dan dengar-dengar akan ada juga propinsi Luwu Raya, Buton Raya dan Tator Raya.
Jadi sekarang di Sulawesi sudah ada 6 provinsi yang akan berkembang menjadi 9 atau bahkan lebih banyak lagi.

Alasan pemekaranpun macam-macam mulai dari harga diri, faktor sejarah dan geografi sampai ingin menikmati fasilitas pemerintah yang lebih dekat ke rakyat. Namun ada pemekaran yang malah mengahsilkan koruptor-koruptor baru.

Balanipa sebagi pusat

Alhamdulillah

Wacana pembentukan kabupaten Balanipa semakin menguat, saya berharap kabupaten Balanipa segera terbentuk karena Balanipa adalah pusat kerajaan Mandar. Entah kenapa pada saat Belanda mengkotak-kotakkan Afdeling Mandar menjadi onder Afdeling Polewali pusatnya ditematkan di daerah Manding. Padahal Balanipa adalah pusat Kerajaan Mandar.

Kelak jika kabupaten Balanipa terbentuk, semoga dapat menjadi museum kerajaan Mandar dan rakyatnya bisa berkembang tanpa menghilangkan kultur asli mereka.

Walaupun belum ada yang berpikir untuk mengembalikan kerajaan Mandar ke Balanipa, namun pembentukan kabupaten ini nantinya aka berujung pada tuntutan masyarakat mandar yang benar-benar mengerti kedudukan Balanipa sebagai kerajaan teringgi dalam silsilah pitu ulunna salu dan itu ba’bana binanga untuk menjadikan kabupaten Balanipa sebagai ibukota provinsi Sulawesi Barat. Kalau tidak bisa, cukup jadikan Balanipa sabagai pusat kebudayaan mandar.

Dukung FPI

alhamadulillah bisa ngepost lagi.

Habib Riziq masih diathan sementara ittu ratusan aktifis Jaringan Islam Liberal masih bebas berkeliaran.

Ikhwanul muslimin, mari kita dukung FPI mereka adalah korban dari skenario politik orang-orang yang membenci islam termasuk di dalamnya Gus Dur yang sudah dinyatakan kafir oleh organisasi islam dunia.
Jangan sekali-kali beranggapan bahwa FPI sengaja menyerang AKKBB(ahmadiyah dan JIL) karena merekalah yang sengaja kesasar ke silang MONAS lalu mengejek Komando Laskar Islam sepert Laskar setan danmasih banyak kata-kata buruk lainnya. Maka sebagai manusia biasa pemuda KLIpun membalas mereka dan tidak sampai memukul anak-anak dan wanita. Mereka sudah tahu bahwa menyentuh wanita itu haram jadi tidak mungkin merek melakukannya.

Pernyataan Ratna Sarumpaet(aktifis Feminis, JIL) yang mengagungkan seni dan menolak RUU APP itu bohong bila dirinya menjadi korban.

Rabu, 04 Juni 2008

Hidayah

Alhamdulillah bisa ngepost lagi.

Entah apa yang ada dalam otakku sehingga aku begitu keras untuk menyuruh Ahmad shalat.

Namun setelah Ahmad kubangunkan, aku malah teringat adikku sendiri. Apakah ia sudah shalat isya?
Ya Allah ampunilah dosaku,dosa kedua orangtuaku dan dosa saudara-saudaraku.


Aku masih teringsak sampai aku selesai tahajjud 2 rakaat lalu hatiku sudah tenang sampai aku selesai witir.

Alhamdulillah