Social Icons

Pages

Selasa, 15 Desember 2009

Menteri Kelautan Dan Perikanan SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN SELAKU KETUA UMUM PANITIA PERINGATAN HARI NUSANTARA KE-10 TAHUN 2009

Alhamdulillah, untuk tugas

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua,
Tanah air kita, Indonesia adalah sebuah bentangan benua maritim suatu
kawasan laut yang ditebari pulau-pulau. Oleh karenanya kita menyebut
Indonesia sebagai negara kepulauan. Wilayah laut kita membentang seluas
5,8 juta Km2, terdiri dari 3,1 juta Km2 luas laut kedaulatan, sedangkan 2,7 juta
Km2 merupakan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif. Panjang garis pantai sekitar
95,181 km. Secara keseluruhan wilayah laut Indonesia mencapai 75,3% dari
total wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
Posisi Indonesia yang diapit oleh dua benua Asia dan Australia, dan dua
lautan yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik menjadikan posisi
Indonesia sangat strategis baik dari segi geopolitik maupun geoekonomi.
Semakin meningkatnya peran Asia Timur dalam perekonomian dunia maka
armada kapal niaga yang melintasi perairan Indonesia semakin banyak. Oleh
karena itu kita harus menyikapi perkembangan arus jaman. Kita harus berpaling
ke laut karena laut merupakan habitat kita yang sebenarnya dan masa depan
kita berada di laut.
Kita layak berterima kasih pada gerakan reformasi di Indonesia pada
sebelas tahun yang lalu. Gerakan tersebut telah membangkitkan kesadaran dan
membuka wawasan kita tentang pentingnya sektor kelautan untuk kesejahteraan
rakyat. Melalui kelautan kita mampu membangun perekonomian nasional yang
tangguh. Dari sektor kelautan ini sedikitnya ada tujuh kegiatan ekonomi yaitu:
perikanan, wisata bahari, pertambangan bawah laut, transportasi laut, bangunan
kelautan, industri kelautan, dan jasa kelautan yang akan menggerakkan kegiatan
ekonomi yang tangguh itu berarti membangun sistem pertahanan yang kokoh
bagi negara kesatuan Republik Indonesia.
Tanggal 13 Desember 2009 adalah hari Nusantara sebagai hari Nasional
resmi walaupun tidak merupakan hari libur, sesuai Keputusan Presiden RI
Nomor 126 Tahun 2001. Hari Nusantara perlu kita peringati melalui suatu
upacara bendera, baik di semua instansi pusat maupun daerah. Ini untuk
mengingatkan bahwa kita adalah bangsa bahari dan merupakan negara
kepulauan. Pengakuan sebagai negara kepulauan bukan sesuatu yang mudah
tapi buah dari perjuangan yang panjang. Sejarah telah mencatat pada tanggal 13
Desember 1957, Pemerintah Indonesia saat itu di bawah kepemimpinan
Presiden Soekarno dengan gagah berani menyatakan kepada dunia
internasional tentang Kedaulatan Republik Indonesia yang mencakup wilayah
laut teritorial (pedalaman) adalah bagian tidak terpisahkan dari wilayah daratan.
Saudara-saudara yang terhormat,
Jika saja tidak ada “Deklarasi Djoeanda”, yang diumumkan pada tanggal 13
Desember 1957 tersebut, maka wilayah laut Indonesia hanya di sekitar pulaupulau,
sejauh tiga mil dari pantai. Artinya, di antara pulau-pulau Indonesia
terdapat laut Internasional, siapa saja boleh masuk. Pulau-pulau kita saling
terpisah, padahal laut adalah jalan kita. Ini akan membahayakan kedaulatan,
persatuan dan kesatuan bangsa.
Ir. H. Djoeanda, Perdana Menteri pada waktu itu dengan pandangan yang
visioner dan sikap gagah berani mengumumkan kepada dunia, bahwa laut kita
tidaklah sebatas itu, sebagaimana telah diatur dalam Territoriale Zee Maritiem
Kringen Ordonantie 1939 (Ordonansi tentang Laut Teritorial dan Lingkungan
Maritim). Ir. H. Djoeanda, bersama Menteri-menteri menyatakan bahwa demi
keamanan dan kesatuan, laut Indonesia adalah berada di sekitar, di antara, dan
di dalam kepulauan negara Republik Indonesia. Deklarasi tersebut pada
hakekatnya berisi konsepsi negara nusantara (nusa-antara).
Deklarasi Djoeanda menggemparkan masyarakat internasional dan tidak
langsung diterima oleh dunia. Amerika Serikat dan Australia yang merupakan
negara daratan menentangnya. Namun melalui perjuangan yang gigih dengan
diplomasi yang panjang dan alot, akhirnya konsepsi negara nusantara tersebut
diterima dan ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut Internasional, United
Nations Convention on the Law Of the Sea (UNCLOS) 1982.
Dengan diterimanya prinsip-prinsip wilayah laut negara kepulauan
(nusantara) tersebut, wilayah laut Indonesia bertambah luas, akibatnya
kekayaannya pun bertambah. Lebih penting lagi, wilayah Indonesia menjadi
bulat dan utuh tidak terpisah-pisah. Mensyukuri dan memperingati saja kiranya
tidak cukup. Kita harus berbuat yang lebih produktif dan bijaksana
memanfaatkan karunia pemberian Tuhan Y.M.E berupa negara kepulauan. Ada
tiga agenda ke depan yang harus segera dilakukan. Pertama membuat
Kebijakan Kelautan Nasional (National Ocean Policy) yang payung hukum dan
roadmap untuk arah pembangunan nasional sektor kelautan; Kedua menyiapkan
Kebijakan Ekonomi Kelautan Nasional (National Ocean Economic Policy),
kebijakan ini merupakan roadmap yang menuntun penggunaan dan
pemanfaatan Ocean Resources (sumberdaya kelautan) yang didedikasikan
untuk kepentingan nasional yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan
rekyat; dan ketiga adalah Tata Kelola yang baik untuk kelautan (Ocean
Governance). Ocean Governance ini merupakan panduan atau code of conduct
dalam pengelolaan kelautan secara holistik.
Peringatan hari Nusantara tahun ini mengambil tema: “ Laut Sebagai
Ruang Hidup dan Ruang Juang Bangsa Indonesia Untuk Kesejahteraan
Rakyat.” Dengan tema ini memaknai kita bahwa laut nusantara dapat dijadikan
sebagai pilar utama ekonomi bangsa. Dalam kesempatan ini saya ingin
mengajak segenap bangsa Indonesia menatap ke depan, di mana terdapat
peluang bagi kita untuk mewujudkan suatu cita-cita besar, sebagai suatu negara
yang kuat, maju dan mandiri di bidang Kelautan.
Saudara-saudara sekalian,
Kita sadari bersama, bahwa masyarakat pesisir dan kelautan dikategorikan
sebagai masyarakat miskin. Olehnya Departemen yang saya pimpin, untuk 5
tahun ke depan telah merumuskan suatu visi, yaitu: “INDONESIA PENGHASIL
PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TERBESAR 2015”. DKP mengemban
misi “MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN”.
DKP selama lima tahun ke depan program kerjanya lebih fokus pada upaya
untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia umumnya, dan khususnya bagi
para pemangku kepentingan di laut dan perikanan.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Melalui peringatan Hari Nusantara tahun ini, saya mengajak kepada
semuanya; untuk dijadikan momentum untuk lebih maju ke depan melalui
kelautan. Marilah kita jaga keutuhan NKRI agar dapat berjaya, bermartabat,
duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan negara-negara terkemuka di
dunia. Jadikanlah masyarakat dan bangsa Indonesia makmur dan sejahtera.
Dirgahayu Nusantara, Jaya Indonesiaku.
Sekian dan terima kasih.
Wassalammualaikum warramatullahi wabarokatuh.
Jakarta, 13 Desember 2009
Menteri Kelautan dan Perikanan
Selaku Ketua Umum Panitia
Peringatan Hari Nusantara Tingkat Nasional Ke-10
Tahun 2009
ttd
Fadel Muhamad