Alhamdulillah 2nd post.
Dalam putaran kampanye JK-Win di Aceh, Sabtu, 13 Juni 2009, JK dengan sadar dan sejujurnya mengatakan bagaimana peran dia dalam menghadirkan damai di bumi Aceh NAD. Dan dia juga mengatakan bagaimana peran presiden dalam waktu itu. Baca, http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/13/1258380%20/ya.ampun….jk.quottelanjangiquot.sby
Dari ratusan komentar yang masuk, sebagian memang tidak siap untuk menerima “kejujuran walaupun kadang pahit” untuk pasangan capres-cawapres yang mereka idolakan selama ini, dengan mengatakan bahwa hal ini “tidak fair, tidak mendidik, menyindir, bahkan menelanjangi” SBY sebagai presiden. Dan mereka tidak mau, hal-hal seperti itu diketahui oleh masyarakat luas di Indonesia. Mereka hanya mau apa yang terbaik yang dilakukan oleh Pemerintah SBY-JK selama 4,5 tahun ini, semuanya adalah hasil perbuatan dan kerja keras dari SBY sendiri, walaupun SBY hanya manggut-manggut menerima laporan perkembangan dari proses damai Aceh NAD, tanpa memberikan komentar yang berarti.
Bangsa kita memang bangsa yang belum mau menerima kejujuran apa adanya, walaupun bisa menerima dengan lantang jargon politik SBY “mari kita berantas korupsi, kolusi, nepotisme di muka bumi Indonesia”. Bukankah inti dari jargon politik SBY tersebut adalah kejujuran ???
Kalau semua bangsa ini jujur dengan semua peran yang mereka emban, mungkin tidak akan ada lagi yang namanya binatang korupsi, kolusi, dan nepotisme di bumi Indonesia ini. Tatkala JK memberikan testamen kejujuran di bumi dimana dia dan hanya dengan istrinya yang berusaha keras membuat perdamaian di Aceh, mereka yang tidak suka dengan JK dan yang suka dengan SBY langsung protes.
Janganlah kita jadi bangsa yang bisa dininabobokan oleh janji-janji pemimpin kita, janganlah kita jadi bangsa yang dibodohi oleh pemimpin-pemimpin kita. Jadilah anak bangsa yang kritis terhadap pemimpinnya, supaya kita bisa menjadi bangsa yang mandiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar