Social Icons

Pages

Rabu, 01 Februari 2017

Perjalanan Pertama sang Putri Pertama

Alhamdulillah.

Qadarullah wa ma syafaal. Sejak hari Jumat, 27 Jan 2017, keluarga kecilku mulai perjalanan kami dari Majene. Allah takdirkan jadwal manasik umrah A'ba dan Ummi pada hari minggu, sehingga kami bisa diantar beliau ke Makassar. 8 jam perjalanan darat kami tempuh dengan aman dan lancar walaupun ada sedikit masalah pada rem mobil menjelang masuk Kota Makassar.  Alhamdulillah, bayi kami yg belum genap 3 bulan, sepanjang perjalanan lebih banyak tidur.  Istirahat semalam di Makassar di rumah untuk memulihkan energi, bersiap untuk perjalanan sesungguhnya yg hanya bertiga, Saya, istri dan bayi kami.
Sabtu, setelah makan siang, kami berangkat menuju bandara. Di counter check-in Sriwijaya, kami diminta membuat surat pernyataan dan pemeriksaan kesehatan di klinik Bandar Internasional Sultan Hasanuddin. Prosesnya mudah, kami didampingi staf Sriwijaya Air untuk ke klinik dan anak kami segera diperiksa oleh dokter. Setelah pemeriksaan dan dinyatakan sehat, kami dibuatkan Surat Keterangan Kelaikan Terbang Penumpang dan membayar biaya administrasi Rp. 25.000,-.
Jadwal penerbangan kami, seharusnya pukul 15.20 tapi ternyata ada perubahan jadwal hingga pukul 17.15. Pihak Sriwijaya mengaku sudah menginfokan kepada para penumpang tentang perubahan ini tapi saya sendiri tidak pernah mendapat info apapun. Bisa jadi, info perubahan jadwal penerbangan ini telah diinfokan ke Traveloka lalu Traveloka tidak meneruskannya kepada penumpang yg membeli tiket via Traveloka.
Saya memperkirakan kita bisa tiba di Jakarta Pukul 18.20 WIB, jadi saya tidak komplain atas meneruskan komplain atas perubahan jadwal tersebut. Kami memutuskan untuk keluar dari Ruang Tunggu yg terlalu dingin untuk bayi kami dan saya kembali mengecek jadwal penerbangan kami. Ternyata ada delay lagi hingga pukul 7 malam. Saya protes kepada Sriwijaya Air karena tidak mendapat info apapun. Saya sampaikan bahwa saya akan lanjutkan penerbangan ke Johor Bahru pukul 20.50 WIB.  
Mereka pun mencoba cari solusi, ada penerbangan Lion Air pukul 17.30, saat itu beberapa penumpang sudah banyak yang protes di Customer Services Sriwijaya Air termasuk saya. Salah seorang staf disana sudah booking penerbangan Lion Air tersebut kemudian staf tersebut menyerahkan proses pembayaran dan refund kepada staf lain, sementara dia melayani protes penumpang lain. Saya  pun menjemput istri dan anak saya, sementara staf laib  memproses tiket Lion Air tersebut namun entah mengapa, prosesnya berjalan sangat lambat dari akhirnya kami kehilangan kesempatan kami tersebut hilang lagi.
Saya benar-benar bingung saat itu, pihak Sriwijaya Air seperti sudah sibuk dengan protes penumpang lain dan membiarkan kami menunggu tanpa kejelasan.
Menjelang pukul 18.00 WITA, saya lihat ada penerbangan Garuda Indonesia pukul 18.30. Saya langsung iyakan saat staf Sriwijaya Air menawarkan untuk pindah penerbangan. Saat yang bersamaan ada informasi bahwa, ada Pesawat Sriwijaya Air dari Kendari yang siap take off 18.20. 

Akhirnya kami check-in lagi, drop bagasi lagi dan langsung menuju ruang tunggu. 18.20, pesawat tidak juga berangkat. Mereka membagikan makanan sebagai kompensasi keterlambatan. Saya lihat staf Sriwijaya yang pertama menolong kami masih sibuk mondar-mandir. Saya tahan dia, dan kembali menanyakan kapan pesawatnya Take-Off, dia katakan bahwa dia sudah melakukan proses check in untuk penerbangan Jakarta-Johor Bahru. Saya ucapkan terima kasih atas usahanya dan mohon maaf sudah marah kepadanya. Dia juga minta maaf atas kekacauan ini. 18.30 WITA, Garuda Indonesia Take-off di Gate 2  SHIAM, sedang Sriwijaya belum ada panggilan, saya, konfirmasi lagi ke staff yang ada di boarding gate tapi mereka tidak memberikan kejelasan. Malahan beberapa staf itu seperti tidak tau apa-apa padahal saya sudah berkali-kali sampaikan masalah saya ke mereka. 18.45 kami boarding, saat itu saya sudah pesimis namun masih terus berdoa kepada Allah agar Allah mudahkan perjalanan kami. Tiba di pesawat, ternyata kami ditempatkan di kelas Bisnis, saya sampaikan masalah saya ke pramugari agar disampaikan ke kru darat di Jakarta. Pesawat take off pukul 19.15 WITA.
Kami mendarat di Jakarta pukul 20.15 WIB, kami penumpang pertama yang turun dan langsung diangkut dengan mobil Sriwijaya Air ke terminal 2E. 
Qadarullah wamasyafaal. Usaha kami sudah maksimal. 20.35, Air Asia CGK-JHB sudah door closed dan siap take off.
Saya dari awal sudah paham bahwa ini bukan tanggung jawab pihak Sriwijaya Air namun ada kesalahan-kesalahan yang bisa saya evaluasi dari kejadian ini:
1. Sriwijaya Air tidak menyampaikan infomasi reschedule kepada setiap penumpang
2. Tidak ada pemberitahuan delay penerbangan yang berbeda dari waktu yang tertera pada boarding pass
3. Proses refund yang lama membuat mereka gagal mendapatkan tiket Lion Air
4. Waktu take-off yang berbeda dengan jadwal yg tertera di boarding pass.
Pasca gagal terbang ke Johor Bahru, kami menginap di salah satu hotel di sekitar bandara dan langsung memesan tiket Jakarta-Kuala Lumpur. Saya sedikit mengalami kesulitan pada saat pembayaran tiket tersebut karena saat itu sudah lewat jam 10 malam sehingga opsi metode pembayaran tidak bisa dilakukan dengan transfer internet banking. Jadi saya kembali menelpon keluarga untuk melakukan pembayaran di mesin ATM. 
Esok paginya kami kembali memulai perjalanan hari ketiga kami, Pukul 06.00 WIB kami diantar menujua SHIA dan langsung check in di counter. Proses Imigrasipun berjalan lancar namun sekali lagi pesawatnya terlambat take off 40 menit dari waktu yang dijadwalkan.
Kami mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pukul 1.15 pm WMY, kami berjalan santai dari pesawat menuju ke Imigrasi. Kami sempatkan singgah di nappy changing room untuk ganti popok. 
Lanjut ke Imigrasi, kami diarahkan ke lajur prioritas karena kami membawa bayi. Prosesnya pun mudah dan petugas imigrasinya ramah. Setelah itu kami menuju food court untuk makan siang. Awalnya masih bingung karena belum terlalu paham seluk-beluk KLIA karena biasanya saya berangkat dan tiba di KLIA2.
Setelah baca baik2 petunjuk arah dan beberapa kali bertanya, kami pun sampai di food court dan menikmati makanan disana. Cukup makan dan istirahat kami lanjut ke stasiun bis yg ada di lantai 1 KLIA. 
Kami naik bis pukul 16.30 sehingga diperkirakan tiba di JB pukul 20.30 namun karena macet di tol menjelang Kota JB, kami baru sampai di terminal Tun Aminah pukul 22.10 WMY. Saya lalu memesan mobil Uber untuk mengantar kami ke rumah. Sepuluh menit kemudian, kami tiba dengan selamat di rumah.
Alhamdulillah bini'mati tatimmushalihat

Tidak ada komentar: