Social Icons

Pages

Rabu, 07 Mei 2008

Buru-buru tapi masih Berani

Alhamdulillah.
Besok kaum muslim sudah berpuasa tapi celakanya sekolahku yang burenk ini masih mewajibkan sekolah sampai hari terakhir sebelum bulan Ramadhan. Untung malamnya aku sudah packing di Sudiang jadi pulang sekolah setelah selesai makan dan ganti baju to' tidak celana, aku langsung diantar K'Cunni untuk menunggu "panter" di batas kota Makassar lama sekali aku menunggu hampir 3 jam akhirnya aku dapat panter Wonomulyo. Dengan sangat terpaksa karena sudah hampir larut akhirnya aku jadi naik juga. Perjalanan ke Wonomulyopun lancar walaupun aku duduk di baris belakang. Aku tiba di Wonomulyo jam 10 malam, kulihat sedang ada sirkus di lapangan Merdeka Wono jadi aku menyimpulkan bahwa pasti banyak mobil yang akan ke Majene. Setelah aku bertanya pada seseorang, orang itu bilang " Mobil Terakhir ke Majene Sudah Pergi beberapa saat yang lalu, Dunia sudah mulai redup kurasa tapi belum gelap.
Ada cewek menghampiriku dan ternyata di mau ke Paludan berniat menunggu bis Sinar Wahyu jurusan Palu, aku berfikir akupun bisa ikut dong karena seingatku waktu di jalan tadi bis itu masih jauh dibelakang panterku. Lama menunggu SW aku malah melihat PIPOSS berhenti di cek pointnya yang di Wono sekitar 500 m dari posisiku berdiri. Akupun memutuskan untuk naik PIPOSS namun karena lamanya di cek point sebuah APV lewat dan tujuan hanya sampai di Pambusuang(+15km dari Majene ) namun setelah bernego akhirnya si supir yan ternyata belum pernah sekalipun ke Majene itu setuju, aku duduk di depan. Sepanjang jalan dia ngebut bahkan di daerah tikungan kramat dan rawan kecelakaan "Palippis" walaupun seorang penumpang sudah memperingatkan. Tiba di pambusuang, penumpang terakhir turun. Aku sempat terpikir untuk turun di Pambusuang saja di rumah nenek tapi entah kenapa aku berniat meneruskan perjalanan.
TO BE CONTINUED (karena 1/2 12 mi)
kulanjut disini mi deh.
Sekitar 1 kilo lewati rumahnya nenekku si supir bilang " dek capek sekali maka ini karena sudah 3 kali PP Makassar Polewali" dan akhirnya dia benar-benar berhenti dan minta maaf kepada saya dan meurunkan saya di jalanan. Apa Yang Harus kulakukan ?
Aku akan menunggu PIPOSS atau Sinar Wahyu. lama aku menunggu baru PIPOSS butut itu lewat di depanku. Aku Berusaha menghentikannya namun si reot itu menganggapku orang kampung yang berkeliaran malam2. Akupun dilewati begitu saja. Tinggal Sinar Wahyu harapanku, aku selalu berusaha menahan setiap kendaraan yang lewat. Allah menhentikan usahaku dengan mengirim seorang bapak dengan motor Jetnya lewat dan setelah kutahan, dia berhenti.
"Mau ke Majene pak?" Boleh saya numpang pak?
Dari mana ki dek?"
"dari Makassar pak tapi mobilku hanya sampai disini karena supirnya ngantuk"
"Punya helm atau songkok?"
"Ada pak" kubongkar tas ku dan kuambil songkokku dan akupun pulang ke Majene, di jalanan terjalinlah komunikasi dan ternyata dia adalah om ku yang belum kutahu nyambungnya dari mana. Namun aku yakin karena logatnya seperti logat Pambusuang dan 80 % orang pambusuang itu punya ikatan darah dan beliau kenal baik dengan keluargaku. Aku ditelpon A'ba, kubilang aku sama om Mangga dan a'ba putuskan untuk menjemputku di Lembang di rumah om Mangga. Belum sempat aku mampir ke rumahnya om Mangga, a'ba sudah menjemputku.
Tiba di rumah sudah jam 12 namun aku tetap cerita banyak tentang perjalananku dan diceritai alias diceramahi supaya tidak "miakke lawa-lawa"(berangkat dengan ketidakpastian.

Tidak ada komentar: