Social Icons

Pages

Selasa, 24 Juni 2008

BIRA : Drama Sang Supir

Malam yang seharusnya menjadi malam tenang, harus dibumbui sedikit dengan dram yang diciptakan sang supir Bis. Bagaimana tidak Si Supir yang sudah menyanggupi untuk membawa kami ke Bonto Tiro dengan tambahan 85000 tiba-tiba mengatakan batal dan kita harus langsung pulang ke Makassar, Perundingan di penginapan cowokpun semakin panas, "mau tidak mau, kita harus tetap ke Bonto Tiro karena Tuan Rumah(KYA) sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Di tengah kepanasan para pembesar kelas, Rara datang mencoba memperingatkan dengan selembut-lembutnya agar kita lebih baik makan dulu lalu diskusi lagi.

Memang sangat tidak tepat waktunya, Rarapun kena imbasnya dan mo'jo nangis sendiri saat kita semua masih rebut di meja makan soal pelik ini. Saya berusaha mendekatinya namun karena saya bukan perempuan yang memiliki sensitive care dan bukan mahramku, akhirnya segala kata-kata motivator yang tak pernah terlontar dari mulutku keluar juga. Lama sekali saya berkotek di sampingnya baru ada tanggapannya. Hingga berlangsung diskusi akbar denan melibatkan kakak sepupunya Isti yang ternyata seorang psikolog. Rara masih belum menghabiskan makannnya. Saya yakin mereka yang belum mau dekat-dekat Rara karena mereka takut salah ngomong dan malah memperkeruh suasana yang sudah gelap.

Sempat kami batalkan untuk pulang dengan bi situ namun karena kita sudah mengancam atau lebih tepat disebut menegaskan akhirnya dia ikut aturan kami. Wong kita yang liburan koq dia yang mau ngatur-ngatur.

Tidak ada komentar: