Social Icons

Pages

Rabu, 25 Juni 2008

BIRA : Road to BontoTiro

Kuperkirakan perjalanan pulang akan kurang mengenakkan bagiku karena aku duduk si kursi without sandaran. Aku kurang ingat apa yang terjadi sejak dari Bira sampai rumahnya Kya, yang ada aku hanya baca Al-Qur'an.

Tiba di rumahnya Kya, sebuah rumah panggung yang dikelilingi berbagai jenis pohon. Betul-betul sebuah desa yang belum terjamah oleh tangan perusak manusia. Persis seperti yang diceritakan Kya, pohon mangga, jambu etcetera. Kami memang sudah bersiap untuk makan dan Tuan Rumah sudah bersiap dengan makanannya. Beberapa lobster langsung menjadi menu yang paling diminati disusul ikan bakar dan menu-menu lainnya. Sebelum makan aku sempat makan kue (aku lupa namanya) intinya kue itu pakai gula merah dan aku suka dengan semua kue yang pakai gula merah. Banyak yang sudah mengundangku sesegera mungkn untuk mengajukan lamaran ke walinya Kya. Yaa namanya gojlog-gojlogan(dalam bahasa Ketika Cinta Bertasbih) maka dibalas juga dengan gojlogkan juga. Kubilang saja 2atau 10 tahun lagi.

Habis lobster, semangkuk kaca es buah harus menjadi sasaran anak KOMPAK yang haus akan makanan penutup. Aku hanya menikmati kue merah itu dan sesekali menyendok es buah pada gelas teman.

Tidak ada komentar: