Social Icons

Pages

Rabu, 25 Juni 2008

BIRA : END STORY

Setelah dari rumahnya Kya, semua mengaku sangat puas, memasuki kota Bulukumba sebuah kata apakah itu yang memulai permainan jayus-jayusan dan terus berlanjut sampai di Bantaeng karena kami terjebak macet diantara pendukung salah seorang calon PILKADA Bantaeng. Setelah keluar dari kemacetan, bis singgah untuk nambah angin dan kami menyempatkan diri untuk shalat dhuhur. Kami tidak menjamaknya karena kami yakin sampai sekitar permulaan waktu ashar.

Episode permainan sambung katapun dimulai. Saya satu grup dengan Isti Vs Irma, Cheka dan Intan yang hengkang dari tempat duduknya di depan karena tak sabar untuk bergabung dengan kehebohan kami. Sangat lama kami terus-menerus sambung kata. Hingga akhirnya semua capek berteriak dan mendengar kami. Permainan ini tentunya dimenangkan oleh saya dan Isti berkat tuntunan waktu studi banding ke Pare-pare karena itulah yang dilakukan sepanjang perjalanan.

Aksi gilapun berlanjut, aku bertukar headset dengan Isti. 2 aliran music yang sama sekali berbeda disatukan dalam kepalaku dan kepalanya Isti sampai kami capek. Kami kemudian singgah di penjual Jagung. Di Jeneponto klo tidak salah. Harga jagung pulu 5000 untuk 8 buah jagung, cukup murah disbanding di Barru. Kami beli yang mentah untuk Ayahanda kami. Dan 10000 patunganku dengan Langgeng untuk lantai 3. Setelah itu perjalanan agak sepi karena semua sudah capek.

Tiba di Makassar, semua sudah lowbat, beberapa yang dijemput mungkin sudah sampai di rumahnya, namun kami anak asrama harus kembali melewati jalan pematang sawah ke rumah besar kami. Aku hanya menarik rangselku yang beroda, diatasnya ada jagung milik Ayah dan tasnya Kya.

1 komentar:

tifahh mengatakan...

Edd..
mantan penjual jagung eh.
itu tonji jagungnya na cerita..
durian kek..
strwbry kek..
lengkeng kek..
asa bkan ji kakek kakek,heeeeeeeee.